MEDITASI
Meditasi adalah salah satu cara untuk lebih mengenali diri sendiri. Siapa Anda? Saya adalah lelaki paruh baya, berambut sedikit ikal, dan kulit sawo matang. Aku tak menanyakan ciri fisik Anda. Siapa Anda? Aku lelaki dari suku jawa, lahir dan besar di pesisir pantura. Aku tak menanyakan asal usul tempat kelahiran Anda. Siapa Anda? Aku manager di sebuah perusahaan multinasional, memimpin beribu-ribu karyawan. Aku tak menanyakan jenis pekerjaan Anda. Siapa Anda?
Sepertinya susah ya? Mengapa ini dibahas segala? Kita mencoba mengenali diri kita sendiri. Segala atribut, label, agama, ataupun suku tidak dapat dengan tepat mendeskripsikan siapa sejatinya kita. Kita adalah kesadaran yang mengamati peran sebagai “actor atau pengamat”. Meditasi adalah salah satu cara untuk itu, mengenal diri.
Dewasa ini meditasi telah dipakai oleh banyak orang. Lintas agama, kenapa? Sekali lagi meditasi adalah metode. Seperti sekarang ini, umat muslim berpuasa. Apa sebenarnya yang dicari dalam puasa? Ada yang menjawab: itu perintah agama. Ada apa gerangan agama kok menyuruh berpuasa? Mulai dari sini sebagian orang lantas mengemukakan manfaat-manfaat puasa, fadilah-fadilah puasa lengkap dengan dalil-dalilnya. Sayangnya semua itu hanya teori. Jawabannya sih benar, tapi dalam tataran praktek, nol besar.
Mungkin kita ingin bukti. Ya, lihatlah berita-berita di teve, Koran, atau majalah. Jika banyak berita criminal, pembunuhan, korupsi dan sejenisnya, berarti puasa tak memberikan manfaat apa-apa. Pantas saja Sang Nabi bersabda: kebanyakan orang berpuasa, tapi tak mendapat apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja (kira-kira kita ini masuk yang kebanyakan atau yang sedikit? hehe). Pada hakikatnya puasa adalah melatih mengendalikan hawa nafsu. Hawa nafsu termasuk bagian dari diri kita, sang jiwa. Nah samahalnya dengan puasa, meditasi pun pada ujungnya dapat membantu kita untuk mengenal diri termasuk hawa nafsu (setan) dalam diri kita. Bukankah setan-setan pada dikerangkeng sewaktu puasa ya. Nah, itulah bahasa simbolnya.
Mungkin sebagian dari kita masih ada yang alergi dengan kata meditasi (terutama yang masih hitam putih). Kembali lagi, jika demikian Anda telah mundur dari ajaran Agama. Agama ada untuk memerdekakan sang jiwa, lalu kenapa kita malah terbelenggu dengan agama? Mari menyelami lagi esensi kita dalam beragama.
Ini pertanyaannya bu..??
BalasHapusMOH DANDAN WILDANI (1209104013) TP/5/A
BalasHapusTanggapan:
Menurut saya untuk menjawab pertanyaan kenapa kita malah terbelenggu dengan agama?
Agama berperan untuk mengarahkan manusia agar manusia tersebut berada pada arah yang dianutnya, secara etimologi agama yaitu A; artinya 'Tidak' dan GAM; artinya 'Kacau' dari dua bagian tersebut dapat dikatakan bahwa agama adalah 'Tidak Kacau' maksudnya, agama mengarahkan hidup manusia agar tidak kacau atau dengan agama kehidupan manusia akan terarah dan jauh dari kekacauan. dari uraian mengenai agama tersebut, manusia merasa bahwa agama adalah segalanya. saya sangat setuju dengan pernyataan ibu yang menyatakan bahwa agama hadir untuk memerdekakan sang jiwa, karena dengan agama jiwa kita dapat diatur atau diarahkan dengan bayak aturan atau pengarahan supaya menuju jalan yang sebagaimana mestinya. dengan demikian individu akan merasa bahwa dirinya harus beragama untuk menstabilkan kondisi jiwa.
Semoga bermanfaat..